BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan Tentang HIV/AIDS. Penyeberangan AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Tapi kita semua tidak perlu takut. Jika kita berprilaku sehat dan bertanggung jawab serta senantiasa memegang teguh ajaran agama, maka kita akan terbebas dari HIV/AIDS.
Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan Tentang HIV/AIDS. Penyeberangan AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Tapi kita semua tidak perlu takut. Jika kita berprilaku sehat dan bertanggung jawab serta senantiasa memegang teguh ajaran agama, maka kita akan terbebas dari HIV/AIDS.
B. Tujuan
Penulisan
makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
Pengertian
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome
merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh
oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialih katakana
sebagai Sindrome Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
Acquired : Didapat, Bukan penyakit keturunanImmune : Sistem kekebalan tubuh
Deficiency : Kekurangan
Syndrome : Kumpulan gejala-gejala penyakit
Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA ( orang dengan HIV /AIDS ) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal.
- AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar ( bukan dibawa sejak lahir )
- AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus ( HIV ). ( Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare )
- AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan pelbagi infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi ( Center for Disease Control and Prevention )
C.ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa
nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency
Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang
ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.
·
Penularan melalui Darah ; Contoh : Tranfusi
darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi
pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
·
Penularan melalui Cairan Semen, Air Mani, Sperma
dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
·
Penularan melalui Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Penularan
melalui Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata - Penularan dari ibu ke anak,yaitu contohnya : Contoh
: Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya,
dan lain sebagainya.
D.PATOFISIOLOGI.
Sel T dan makrofag serta sel dendritik /
langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang.
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan
protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup
120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan
reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel
killer penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse
transkriptase, yang akan melakukan pemograman ulang materi genetik dari sel T4
yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan
kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi
yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali
virus HIV sebagai antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak
dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel
T4 helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing,
mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T
sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi
parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya
tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan
menyebabkan penyakit yang serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun
seluler makin lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan
makrofag dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar
200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala
infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian
menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi.
Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila
jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi
opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.

HIV yang baru memperbanyak diri
tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil
(diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah
menyerang sel tersebut; dilihat dengan mikroskop elektron
E.KLASIFIKASI
Sejak 1 januari 1993, orang-orang dengan keadaan
yang merupakan indicator AIDS (kategori C) dan orang yang termasuk didalam
kategori A3 atau B3 dianggap menderita AIDS.
- Kategori Klinis A
- Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang simptomatik.
- Limpanodenopati generalisata yang persisten ( PGI : Persistent Generalized Limpanodenophaty )
- Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) primer akut dengan sakit yang menyertai atau riwayat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang akut.
- Kategori Klinis B
- Angiomatosis Baksilaris
- Kandidiasis Orofaring/ Vulvavaginal (peristen,frekuen / responnya jelek terhadap terapi
- Displasia Serviks ( sedang / berat karsinoma serviks in situ )
- Gejala konstitusional seperti panas ( 38,5o C ) atau diare lebih dari 1 bulan.
- Leukoplakial yang berambut
- Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang bebeda / terjadi pada lebih dari satu dermaton saraf.
- Idiopatik Trombositopenik Purpura
- Penyakit inflamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii
- Kategori Klinis C
- Kandidiasis bronkus,trakea / paru-paru, esophagus
- Kanker serviks inpasif
- Koksidiomikosis ekstrapulmoner / diseminata
- Kriptokokosis ekstrapulmoner
- Kriptosporidosis internal kronis
- Cytomegalovirus ( bukan hati,lien, atau kelenjar limfe )
- Refinitis Cytomegalovirus ( gangguan penglihatan )
- Enselopathy berhubungan dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- Herpes simpleks (ulkus kronis,bronchitis,pneumonitis / esofagitis )
- Histoplamosis diseminata / ekstrapulmoner )
- Isoproasis intestinal yang kronis
- Sarkoma Kaposi
- Limpoma Burkit , Imunoblastik, dan limfoma primer otak
- Kompleks mycobacterium avium ( M.kansasi yang diseminata / ekstrapulmoner
- M.Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner / ekstrapulmoner )
- Mycobacterium, spesies lain,diseminata / ekstrapulmoner
- Pneumonia Pneumocystic Cranii
- Pneumonia Rekuren
- Leukoenselophaty multifokal progresiva
- Septikemia salmonella yang rekuren
- Toksoplamosis otak
- Sindrom pelisutan akibat Human Immunodeficiency Virus ( HIV)
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan
tanda penyakit. Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut
yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat
fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat
dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit,
limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi
AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah
Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu
protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal :
- Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala
- Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan.
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
b. Neurologik
- kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
- Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
- Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri.
G.Pencegahan
|
Perkiraan risiko masuknya HIV per aksi,
menurut rute paparan[52] |
||
|
Rute paparan
|
Perkiraan infeksi
per 10.000 paparan dengan sumber yang terinfeksi |
|
|
Transfusi darah
|
9.000[53]
|
|
|
Persalinan
|
2.500[44]
|
|
|
Penggunaan jarum suntik
bersama-sama
|
67[54]
|
|
|
Hubungan seks anal
reseptif*
|
||
|
Jarum pada kulit
|
30[57]
|
|
|
Hubungan seksual
reseptif*
|
||
|
Hubungan seks anal
insertif*
|
||
|
Hubungan seksual
insertif*
|
||
|
Seks oral reseptif*
|
1[56]§
|
|
|
Seks oral insertif*
|
0,5[56]§
|
|
|
*
tanpa penggunaan kondom
§ sumber merujuk kepada seks oral yang dilakukan kepada laki-laki |
||
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke
dalam tubuh ialah melalui hubungan
seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV
dapat ditemukan pada air liur,
air mata dan urin orang
yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan
cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat
diabaikan.
Pencegahan infeksi oportunistik
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi
HIV
dan AIDS.
1. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa
satu tahun.
2. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
kurang matang.
Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3. CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan,
Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebab
Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4. Jamur
jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida.
Obat : Nistatin 500.000 u per hari
Flukonazol 100 mg per hari.
H.TES DIAGNOSTIK PADA HIV
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka
terinfeksi virus HIV,Kurang dari 1% penduduk perkotaan di Afrika yang aktif secara seksual
telah menjalani tes HIV, dan persentasenya bahkan lebih sedikit lagi di
pedesaan. Selain itu, hanya 0,5% wanita mengandung di perkotaan yang mendatangi
fasilitas kesehatan umum memperoleh bimbingan tentang AIDS, menjalani
pemeriksaan, atau menerima hasil tes mereka. Angka ini bahkan lebih kecil lagi
di fasilitas kesehatan umum pedesaan.[51]
Dengan demikian, darah dari para pendonor
dan produk darah yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis, harus
selalu diperiksa kontaminasi HIV-nya.
Tes
HIV umum, termasuk imunoasai
enzim HIV dan pengujian Western
blot, dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum,
plasma,
cairan mulut, darah kering, atau urin
pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi
pelawan infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang
dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk
mengetahui serokonversi
dan hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen
HIV lainnya, HIV-RNA,
dan HIV-DNA, yang
dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya
belum dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara
khusus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di
negara-negara maju.
J.PENATALAKSANAAN
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu
dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah
terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
- Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
- Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak terlindungi.
- Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
- Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.
- Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.
- Pengendalian Infeksi Opurtunistik
- Terapi AZT (Azidotimidin)
- Terapi Antiviral Baru
- Didanosine
- Ribavirin
- Diedoxycytidine
- Recombinant CD 4 dapat larut
- Vaksin dan Rekonstruksi Virus
- Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
- Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
K.ASUHAN KEPRAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama
karena sifat kelainan imun. Umur kronologis pasien juga mempengaruhi
imunokompetens. Respon imun sangat tertekan pada orang yang sangat muda karena
belum berkembangnya kelenjar timus. Pada lansia, atropi kelenjar timus dapat
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Banyak penyakit kronik yang
berhubungan dengan melemahnya fungsi imun. Diabetes meilitus, anemia aplastik,
kanker adalah beberapa penyakit yang kronis, keberadaan penyakit seperti ini
harus dianggap sebagai factor penunjang saat mengkaji status imunokompetens
pasien. Berikut bentuk kelainan hospes dan penyakit serta terapi yang
berhubungan dengan kelainan hospes :
- Kerusakan respon imun seluler (Limfosit T )
- Kerusakan imunitas humoral (Antibodi)
b. Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan Keluhan (Sujektif)
- Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah,intoleran activity,progresi malaise,perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya
- Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat / sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
- Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan penampilan, mengingkari doagnosa, putus asa,dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
- Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus – menerus, sering dengan atau tanpa kram abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,perianal,perubahan jumlah,warna,dan karakteristik urine.
- Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang buruk, edema
- Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
- Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
- Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan gerak,pincang.
- Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.
- Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transfuse darah,penyakit defisiensi imun, demam berulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
-Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi,menurunnya libido,penggunaan pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia
- Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,isolasi,kesepian,adanya trauma AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
- Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan,prilaku seks beresiko tinggi,penyalahgunaan obat-obatan IV,merokok,alkoholik.
c. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersifat penelitian. Tes dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau perkembangan penyakit serta responnya terhadap terapi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
1. Serologis
- Tes antibody serum
Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukan merupakan diagnosa
- Tes blot western
Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- Sel T limfosit
Penurunan jumlah total
- Sel T4 helper
Indikator system imun (jumlah <200>
- T8 ( sel supresor sitopatik )
Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 ) mengindikasikan supresi imun.
- P24 ( Protein pembungkus Human ImmunodeficiencyVirus (HIV ) )
Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi
- Kadar Ig
Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau mendekati normal
- Reaksi rantai polimerase
Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
- Tes PHS
Pembungkus hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif
2. Budaya
Histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka, sputum, dan sekresi, untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.
3. Neurologis
EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)
Dilakukan dengan biopsy pada waktu PCP ataupun dugaan kerusakan paru-paru
4. Tes Antibodi
Jika seseorang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka system imun akan bereaksi dengan memproduksi antibody terhadap virus tersebut. Antibody terbentuk dalam 3 – 12 minggu setelah infeksi, atau bisa sampai 6 – 12 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi awalnya tidak memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody ternyata tidak efektif, kemampuan mendeteksi antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah memungkinkan skrining produk darah dan memudahkan evaluasi diagnostic.
Pada tahun 1985 Food and Drug Administration (FDA) memberi lisensi tentang uji – kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV) bagi semua pendonor darah atau plasma. Tes tersebut, yaitu :
1. Tes Enzym – Linked Immunosorbent Assay ( ELISA)
Mengidentifikasi antibody yang secara spesifik ditujukan kepada virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). ELISA tidak menegakan diagnosa AIDS tapi hanya menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Orang yang dalam darahnya terdapat antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV) disebut seropositif.
2. Western Blot Assay
Mengenali antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan memastikan seropositifitas Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- Indirect Immunoflouresence
4. Radio Immuno Precipitation Assay ( RIPA )
Mendeteksi protein dari pada antibody.
c. Pelacakan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Penentuan langsung ada dan aktivitasnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk melacak perjalanan penyakit dan responnya. Protein tersebut disebut protein virus p24, pemerikasaan p24 antigen capture assay sangat spesifik untuk HIV – 1. tapi kadar p24 pada penderita infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) sangat rendah, pasien dengantiter p24 punya kemungkinan lebih lanjut lebih besar dari menjadi AIDS.
Pengkajian
Data dasar :
Nama : Tn. W
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat :
Analisa Data
DS : - diare sudah 1 bulan tak sembuh-sembuh meskipun sudah berobat kedokter.
- Tn. W mengatakan bahwa dia diare cair kurang lebih 15x/hari
DO : - hasil foto thorax, pleural effusion kanan
Hasil LAB :
- Hb 11 gr/dl
- Leukosit 20.000/uL
- Trombosit 160.000/uL
- LED 30 mm
- Na 98 mmoL/L
- K 2,8 mmol/L
- Cl 110 mmol/L
2. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih
2. Resiko terhadap infeksi b.d imunodefisiensi
Analisa data
|
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|
1
|
DS :
diare sudah 1 bulan tak sembuh-sembuh meskipun sudah berobat kedokter.Tn. W mengatakan bahwa dia diare cair kurang lebih 15x/hari DO : - Na 98 mmoL/L - K 2,8 mmol/L - Cl 110 mmol/L |
Output yang berlebih
|
Kekurangan volume cairan
|
|
2
|
DS :
Tn.W mengatakan BB menurun 7 kg dalam 1 bulan serta sariawan mulut tak
kunjung sembuh.DO : - Leukosit 20.000/uL - Trombosit 160.000/uL - LED 30 mm |
Imunodefisiensi
|
Resiko infeksi
|
Dx : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih
Tujuan : – mempertahankan hidrasi cairan yang dibuktikan oleh normalnya kadar elektrolit
Kriteria hasil : – Terpenuhinya kebutuhan cairan secara adekuat
- Defekasi kembali normal, maksimal 2x sehari
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Mandiri
|
|
Tujuan : – Mengurangi resiko terjadinya infeksi
- Mempertahankan daya tahan tubuh
Kriteria hasil: – Infeksi berkurang
- Daya tahan tubuh meningkat
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Mandiri
|
|
from → IMUNOLOGI, Keperawatan
Medikal Bedah
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Generasi
muda adalah generasi yang baru saja menginjakkan kakinya di dunia dewasa. Pada
umumnya mereka masih mencari jati diri sebagai manusia yang ingin dianggap dewasa.
Sehingga setiap langkah yang diambil pada umumnya cenderung mencoba coba karena
sifat keingintahuan manusia terhadap hal – hal yang dianggap baru. Jika ternyata
langkah yang mereka ambil salah tentunya akan berakibat sangat fatal. Hal-hal tersebut adalah masa-masa
rawan yang merupakan langkah awal yang sangat harus diwaspadai oleh generasi
muda. Generasi muda juga sangat mudah terbujuk oleh hasutan orang-orang di
sekitarnya. Selain itu generasi muda adalah masa di mana
persahabatan adalah segalanya, dan melakukan sesuatu bersama, jadi apabila salah satu
dari mereka ada yang memakai narkoba maka teman lainnya akan penasaran dan
akhirnya mereka mencoba juga. Dimana narkoba sangatlah dekat kaitanya dengan miras,
rokok, dan seks bebas yang menyebabkan HIV/AIDS .
persahabatan adalah segalanya, dan melakukan sesuatu bersama, jadi apabila salah satu
dari mereka ada yang memakai narkoba maka teman lainnya akan penasaran dan
akhirnya mereka mencoba juga. Dimana narkoba sangatlah dekat kaitanya dengan miras,
rokok, dan seks bebas yang menyebabkan HIV/AIDS .
Pada
umumnya pengguna narkoba dengan jarum suntik adalah jenis ketergantungan yang paling
banyak digunakan oleh kaum muda. Dan cara ini pulalah yang paling rentan terhadap
penularan virus HIV/AIDS, sehingga banyak tunas – tunas bangsa yang layu sebelum
berkembang dan akhirnya memudarkan harapan untuk menjadi penerus bangsa.
SARAN
Seperti
yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya bahwa HIV/AIDS adalah
penyakit yang berbahaya karena virus tersebut menyerang sistim kekebalan tubuh kita
dalam melaan segala penyakit. Untuk menghindari hal tersebut dapat penulis sarankan
hal – hal sebagai berikut :
penyakit yang berbahaya karena virus tersebut menyerang sistim kekebalan tubuh kita
dalam melaan segala penyakit. Untuk menghindari hal tersebut dapat penulis sarankan
hal – hal sebagai berikut :
1. Bagi yang belum terinfeksi virus HIV/AIDS sebaiknya :
a). Belajar agar dapat
mengendalikan diri;
b). Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c). Membentengi diri dengan agama;
d). Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian
bagi anak – anak yang depresi.
b). Memiliki prinsip hidup yang kuat untuk berkata “TIDAK” terhadap segala jenis yang mengarah kepada narkoba dan psikotropika lainnya;
c). Membentengi diri dengan agama;
d). Menjaga keharmonisan keluarga karena pergaulan bebas sering kali menjadi pelarian
bagi anak – anak yang depresi.
2. Bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a). Memberdayakan diri terhadap
HIV/AIDS;
b). Mencoba untuk hidup lebih
lama;
c). Mau berbaur dengan orang
disekitarnya/lingkungan;
d). Tabah dan terus berdoa untuk
memohon kesembuhan.
3. Bagi keluarga penderita HIV/AIDS sebaiknya :
a). Memotivasi penderita untuk
terbiasa hidup dengan HIV/AIDS sehingga bisa
melakukan pola hidup sehat;
b). Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan hidup
yang lebih baik.
melakukan pola hidup sehat;
b). Memotivasi penderita HIV/AIDS untuk mau beraktivitas dalam meneruskan hidup
yang lebih baik.
·
AIDS adalah penyakit berbahaya yang sampai saat
ini belum di temukan obatnya.
Penyakit AIDS di sebabkan oleh jarum suntik dan seks bebas yang di sebabkan oleh pergaulan bebas.
Jadi apa bila kita ingin aman dari AIDS kita sebaiknya :
Belajar agar dapat mengendalikan diri
Memiliki prinsip hidup yang kuat
Ø Membentengi diri dengan agama
Ø Dan menjaga keharmonisan keluarga Karena pergaulan bebas sering kali menjadi
pelarian anak-anak yang depresi Dan bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
Ø Memberdayakan diri terhadap AIDS
Ø Mencoba untuk hidup lebih lama
Ø Berbaur dengan orang disekitar
Ø Tabah dan terus berdoa
Penyakit AIDS di sebabkan oleh jarum suntik dan seks bebas yang di sebabkan oleh pergaulan bebas.
Jadi apa bila kita ingin aman dari AIDS kita sebaiknya :
Belajar agar dapat mengendalikan diri
Memiliki prinsip hidup yang kuat
Ø Membentengi diri dengan agama
Ø Dan menjaga keharmonisan keluarga Karena pergaulan bebas sering kali menjadi
pelarian anak-anak yang depresi Dan bagi penderita HIV/AIDS sebaiknya :
Ø Memberdayakan diri terhadap AIDS
Ø Mencoba untuk hidup lebih lama
Ø Berbaur dengan orang disekitar
Ø Tabah dan terus berdoa
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
2. http://id.wikipedia.org/wiki/HIV
3. hadesfromhell.blogspot.com/.../di-sekolah-gue-di-labschool-kalo-udah.html
4. www.google.co.id
5. http://iskandarnet.wordpress.com/2008/01/24/contoh-laporan-tentang-hivaids/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/HIV
3. hadesfromhell.blogspot.com/.../di-sekolah-gue-di-labschool-kalo-udah.html
4. www.google.co.id
5. http://iskandarnet.wordpress.com/2008/01/24/contoh-laporan-tentang-hivaids/


